Kaji Aturan Baru demi IPO Unicorn, BEI Gunakan Jasa Konsultan Hukum

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku telah menggunakan jasa konsultan hukum untuk mengkaji aturan terkait penerapan Dual Class Shares (DCS) lewat skema Multiple Voting Shares (MVS). Hal itu dilakukan untuk mengakomodasi unicorn yang ingin melantai di pasar kekayaan, termenganut GoTo, grup upaya gabungan Gojek beserta Tokopedia.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyambut senang membantu perupayaan teknologi lagi unicorn untuk melakukan penawaran mendunia perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Untuk itu, regulator menyesuaikan peraturan yang sudah ada dengan karakteristik unicorn yang minim berselisih dengan saham-saham perupayaan lain.
langkah-langkah perubahan dan pengembangan aturan dilakukan BEI tak sahaja akan menyambut kehadiran perkeaktifanan teknologi dan unicorn antara pasar kekayaan, tetapi pun melindungi kebermanfaatan bandar.
"Memang (multiple voting shares) ini cukup innternasional akan startup adapun atas go public. Kami sedang kaji bersama atas mempersiapkan akan hal itu," ujar Inarno kedalam sesi wawancara eksklusif dengan Katadata.co.id jumlah batas adapun lalu.
DCS merupakan struktur perkekayaanan saham kelas ganda yang melibatkan minimal dua klasifikasi saham berkelainan. Sementara itu, MVS adalah jenis saham yang mempunyai lebih dari satu hak suara untuk tiap sahamnya.
Penerapan DCS dengan klasifikasi MVS biasanya tetapi akan dipegang oleh para founder adapun bertindak demi manajemen perbantuanan sekaligus pihak kunci adapun memastikan keberlangsungan visi atau inovasi perbantuanan kedalam jangka berjarak.
Penerapan MVS didominasi sebab pertaktikan dekat sektor teknologi berbasis inovasi. Beberapa pertaktikan terbuka bahwa menerapkan MVS dekat antarbangsa antara lain, Google, SEA Group, lagi Alibaba.
Inarno menilai, skema MVS cukup standar ada demi skema kepemilikan pemberian perusahaan teknologi yang bagi melakukan IPO. Untuk itu, bursa terus mengkaji selanjutnya menyiapkan aturan terbilang, meski belum memastikan tenggat aturan bagi rampung.
"Kami pula mengkaji potensi Special Purpose Acquisition Company (SPAC) bisa mencatatkan penbahwaga di bursa nasional. Saat ini, belum ada regulasi bahwa mengatur hal tersebut," ujar Inarno.
SPAC merupakan perupayaan yang didirikan secara terpilih untuk menggalang mal mekelaki IPO memakai tujuan merger, akuisisi, atau pembelian bantuan terhadap satu atau lebih perupayaan.
Pada 25 Januari 2021, bursa pula telah mengimplementasikan klasifikasi sektor-sektor hangat, sehingga lebih mencerminkan perusahaan secara sektoral. "Jadi kami bisa membandingkan apple to apple antara bursa atas perusahaan tercatat antara bursa global," katanya.
Berdasarkan rilis GoTo, perbantuanan mengaku valuasinya mencapai US$ 18 miliar atau setara Rp 257,04 triliun (kurs: Rp 14.280 per US$). Valuasi terhormat berdasarkan putaran penggalangan anggaran Gojek dari 2019 dan Tokopedia dari awal 2020 lantas.
Sementara, data CB Insights menunjukkan valuasi daripada GoTo dengan April 2021 sehabis bergabung mencapai US$ 17 miliar atau setara lewat Rp 242,76 triliun. Valuasi bagi CB Insights ini, menempatkan GoTo dengan urutan ke-12 bak perupayaan rintisan lewat valuasi terbesar dengan dunia.
Merger Gojek maka Tokopedia pun disebut-sebut buat menghasilkan perupayaan hangat bersama valuasi mencapai US$ 40 miliar atau setara Rp 560 triliun. Jika berkaca di potensi terbilang di pasar donasi saat ini, saja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bahwa lebih gede secara kapitalisasi pasar senilai Rp 781,68 triliun per April 2021.
You may also like
