IATA cari pinjaman daripada bank syariah

JAKARTA. PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) kembali mencari pinjaman dari bank syariah. Juni dahulu, pertindakanan milik Hary Tanoesudibyo ini mendapat tambahan utang dari Bank Muammalat seagung US$ 6,4 juta.
Menurut Jo Dennie, Sekretaris Pertindakanan IATA, pinjaman itu digunakan secara mengecer pesawat ATR 52-500 MSN 601 senilai US$ 5,48 juta. Sisanya, seadi US$ 1 juta dipakai secara kekayaan kerja demi proyek PT Badak Energy Ltd.
Dengan tambahan utang itu, total pinjaman IATA dalam semester I-2010 mencapai Rp 312,70 miliar. Utang sebanyak ini naik 11,7% daripada periode cocok 2009, selowong Rp 279,73 miliar. Dari jumlah utang itu, yang akan jatuh tempo dalam setahun selowong Rp 121,62 miliar.
Menurut Jo, pelunasan utang itu mau dicicil. IATA juga tidak berkeinginan mengajukan pinjaman baru demi melunasi utang tercatat. "Anggaran belanja bekal kami sehebat US$ 11 juta juga sudah habis," kaperbincangan (17/8).
Cek Berita maka Artikel yang lain dekat Google News